SETAN ORANG BERIMAN

 

Dari Abu Hurairah radiyallahu `anhu bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya orang mukmin akan menundukkan setannya sebagaimana salah satu dari kalian menundukkan untanya ketika safar” (HR. Ahmad, Al Hakim, Ibnu Abid Dunya dalam Makayidi al-Syaithon, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mendhoifkan hadits ini).

Iman Ibn al-Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitabnya “Bada'i' al-Fawa'id” (2/793): “Karena setiap kali setan menjegalnya (dari ketaatan), dia langsung menghalaunya dengan cambuk zikir, berbalik kembali ke arah tujuanya , memohon ampun, dan melaksanakan ketaatan sehingga setan yang ada bersamanya berada dalam penderitaan yang hebat.  Berbeda dengan kondisi setan yang bersama orang fasik yang selalu rileks dan merasa nyaman. Dan itulah sebabnya mengapa dia menjadi sangat kuat, angkuh dan kejam.

Ini diperjelas dengan apa yang diriwayatkan oleh Ma`mar ibn Rasyid dalam kitab Jami'nya (154). Dari Ibn Mas`ud radiyallahu `anhu beliau mengatakan: “Setan orang beriman bertemu dengan setan orang kafir, setan orang beriman terlihat pucat, kusam dan kurus kering, maka setan kafir itu berkata kepadanya: Ada apa denganmu? Sungguh celaka dirimu. Maka setan orang beriman tiu mengatakan: Demi Allah. aku tidak berhasil menjerumuskannya sedikitpun. Jika dia makan, dia menyebut nama Allah `azza wajalla, ketika dia minum, dia menyebut nama Allah `azza wajalla, dan jika dia tidur, dia menyebut nama Allah `azza wajalla, dan jika dia memasuki rumahnya, dia menyebut nama Allah `azza wajalla. Lantas setan orang fasik itu berkata: Adapun aku, aku makan dari makanannya, minum dari minumannya dan tidur di tempat tidurnya. Setan orang beriman begitu pucat dan lemah.”

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama