Suatu hari, ada seorang pria miskin yang bekerja dalam pekerjaan yang sederhana. Pada suatu hari, dia terkejut ketika ayah mertuanya memanggilnya dan berkata: “Takutlah kepada Allah, wahai Fulan, dan belilah beberapa roti, keju, dan kacang untuk istrimu. Berhentilah membeli daging, karena putriku sudah bosan dengan makan daging, lemak, dan buah-buahan.”
Pria miskin itu sangat bingung dengan perkataan ini dan tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh ayah mertuanya. Dia memutuskan untuk diam tentang perkataan itu sampai dia bertemu dengan istrinya pada malam harinya dan bertanya padanya tentang perkataan ayah mertuanya.
Dan di sinilah kejutan besar yang hampir membuatnya terjatuh, ternyata istrinya setiap kali pergi ke rumah orang tuanya, mereka selalu menyajikan untuknya daging, buah-buahan, ayam, dan makanan lezat lainnya. Istrinya menggelengkan kepala dan berkata: “Saya tidak ingin makanan ini lagi, saya sudah bosan. Suamiku tidak pernah melarang saya dari apa pun, malah memberi saya banyak kebaikan hingga saya bosan dengan daging dan buah-buahan. Sekarang saya lebih suka makan kacang dan keju, makanan yang lebih sederhana.”
Namun, kenyataannya di rumah suaminya sangat berbeda. Istrinya hanya melihat daging satu kali selama tiga bulan terakhir. Kebanyakan makanan mereka terdiri dari kacang, keju, dan roti karena kemiskinan suaminya. Pria itu tidak memiliki kecukupan untuk makan, dan istrinya juga merasakan kelaparan. Namun, istri yang solihah tetap sabar dalam situasi ini dan tidak ingin mengecewakan suaminya di depan orang tuanya. Dia ingin selalu memperlihatkan suaminya dengan baik di mata mereka. Dia bersabar dengan kelaparan, keterbatasan, dan kekurangan uang, dan tidak ingin orang lain tahu tentang keadaan suaminya. Dia berdoa kepada Allah agar memberikan rezeki kepada mereka dari karunia-Nya.
Ya, istri yang solihah dan sabar… Rumah tangga bukan hanya tentang beton dan batu bata, melainkan tentang wanita yang solihah. Ya Allah, perbaikilah keadaan putri-putri Muslim dan berikan mereka suami yang saleh. Dan berikanlah pemuda Muslim istri-istri yang saleh.
Pesan moral dari kisah ini adalah tentang kesabaran, pengorbanan, dan ketulusan dalam pernikahan. Istri yang solihah menunjukkan kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi keterbatasan dan kesulitan bersama suaminya. Meskipun hidup dalam kemiskinan, dia tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan keluarga suaminya dan berdoa agar diberikan rezeki. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan, pengertian, dan kerja sama dalam membangun rumah tangga yang bahagia dan harmonis.
Dari kisah di atas ada beberapa hal yang bisa kita ambil pelajaran, di antaranya:
- Bersyukur dan Tawakal: Istri tersebut tetap bersyukur dan tawakal meskipun hidup dalam keterbatasan. Dia tidak mengeluh atau merasa putus asa, melainkan selalu berusaha memandang positif dan mengandalkan Allah.
- Kerjasama dengan Suami: Istri yang saleh berusaha menjaga hubungan baik dengan suaminya. Meskipun suami mereka hidup dalam kemiskinan, dia tetap mendukung dan bekerja sama dengan suaminya untuk menghadapi kesulitan bersama.
- Sabar dalam Keterbatasan: Istri tersebut bersabar menghadapi keterbatasan finansial dan kekurangan makanan. Dia tidak mengeluh atau menyalahkan suaminya, melainkan tetap sabar dan berusaha menjaga keharmonisan rumah tangga.
- Doa dan Pengharapan: Istri yang saleh selalu berdoa kepada Allah agar diberikan rezeki dan kemudahan. Dia memiliki keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi mereka.
- Pengertian dan Empati: Istri tersebut memahami situasi suaminya dan tidak ingin mengecewakan orang tuanya. Dia berusaha menjaga citra baik suaminya di mata orang lain.
Jadi, kita dapat meniru kesabaran dan ketulusan istri tersebut dengan bersyukur, berdoa, bekerja sama dengan pasangan, dan tetap sabar dalam menghadapi cobaan hidup.
Sumber: Grup Telegram نصائح زوجية وأحكام أسرية