PANDUAN MENDIDIK ANAK: TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN ANAK #1


Anak adalah hal paling berharga bagi setiap orang tua setelah agama mereka. Anak bisa menjadi sumber kebahagiaan orang tua namun tidak jarang pula anak menjadi sumber kesedihan dan penderitaan bagi orang tua. Saat anak menjadi pribadi yang berbakti kepada orang tuanya dan diberikan taufik oleh Allah Subhanahu wa ta`ala untuk menjalankan perintah agama, maka ia menjadi sumber kebahagaian orang tua. namun, ia akan menjadi sumber penderitaan orang tua saat ia menjadi anak yang durhaka dan melanggar berbagai perintah agama.

Orang tua memiliki hak istimewa yang mesti ditunaikan oleh anak-anaknya, yaitu kewajiban anak untuk berbakti kepada mereka. Allah Subhanahu wa ta`ala berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (Al-Isra : 23)

Tapi anak juga memiliki hak yang harus ditunaikan oleh orang tua kepada anak mereka. Anak harus mendapat pengasuhan dan pendidikan yang dapat menyelematkan mereka dari siksa neraka pada hari kiamat kelak. Allah Subhanahu wa ta`ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Al-Tahrim : 6)

Oleh karena itu, sungguh naif ketika orang tua hanya menuntut anak mereka untuk menjadi anak saleh dan berbakti, namun tidak ada andil yang mereka berikan dalam mewujudkan hal tersebut. Dan alangkah ruginya jika justru kesalehan anak disebabkan pengaruh orang lain sedangkan orang tua tidak terlibat sediktipun di dalamnya.

Merupakan sebuah kenyataan bahwa hampir setiap orang tua mengeluhkan sulitnya mendidik anak. Mereka memiliki kekhawatiran yang sama akan pengaruh kondisi masyarakat di zaman sekarang. Banyak berita yang sampai kepada mereka tentang berbagai kenakalan dan keburukan anak-anak di generasi z saat ini. Namun yang menyedihkan adalah tidak ada upaya dari orang tua untuk belajar bagaimana seharusnya menjadi pendidik yang baik untuk anak mereka. Tidak ada waktu yang mereka luangkan untuk membaca, menghadiri seminar, berkonsultasi dengan para ahli atau kegiatan-kegiatan lain yang membahas parenting. Apalagi jika hal tersebut harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Namun berbeda saat orang tua ingin mengembangkan bisnis mereka dan menginvestasikan harta mereka, mereka akan mencari informasi sedetail-detailnya tentang bisnis tersebut, bahkan mereka akan mengikuti seminar-seminar bisnis, mencari seorang konsultan dan berdiskusi dengan pakar di bidangnya sampai mereka yakin akan melakukannya.

Lalu, pertanyaanya adalah tidakkah anak kita lebih berharga dari bisnis kita? sudahkah kita meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita mereka? sudahkah kita mendengarkan dengan seksama isi hati dan keinginan mereka? seberapa seringkah kita membantu mereka dalam menghadapi berbagai situasi sulit mereka?. Sebelum kita melayangkan kritik dan caci maki kepada mereka, periksa kembali kehadiran kita di sisi mereka. jangan-jangan kesalahan memang ada pada diri kita, bukan pada anak kita.

Sebagian orang tua memiliki gaya pengasuhan yang kaku dan otoriter, seperti militer. Mereka tidak memberikan ruang bagi anak untuk bernegosiasi atau berekspresi. Meskipun pendekatan ini mungkin efektif di masa lalu, namun di zaman modern ini, gaya pengasuhan yang terlalu kaku dapat mendorong anak menjauh dan malah terjerumus ke dalam lingkungan yang buruk

Banyak orang tua yang mendidik anak mereka tanpa memiliki panduan-panduan yang jelas. Apa yang mereka terapkan hanyalah apa yang sesuai dengan selera mareka tanpa melibatkan pengalaman orang-orang yang telah berhasil dalam mendidik anak. Akhirnya, anak tumbuh sebagaimana anak kebanyakan. Memang ada sebagian orang tua diberikan taufik oleh Allah Subhanahu wa ta`ala dapat mendidik anaknya dengan sangat baik berdasarkan naluri dan hatinya tanpa mempelajari panduan parenting tertentu. Namun jangan sampai hal tersebut menjadikan kita berdiam diri dan tidak mempelajari sesuatu.

Mendidik anak sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Dengan berserah diri kepada Allah dan berusaha maksimal, orang tua pasti bisa mendidik anak dengan baik. Perbandingan dengan menjinakkan binatang buas menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan sesuatu yang jauh lebih sulit daripada mendidik anak.

Orang tua hendaknya mengingat-ngintat tugas utama mereka sebagaimana yang tertuang dalam surat al-Tahrim ayat 6 tadi, dan semua itu harus dilakukan dengan ilmu. Hendaknya orang tua mendidik dirinya sendiri sebelum mendidik anaknya, dan jangan lalai dengan pendidikan mereka. Imam Ibn al-Qoyyim rahimahullah mengatakan: "kebanyakan kerusakan anak-anak berasal dari orang tua mereka dan kelalaian mereka, karena tidak mengajrakan perkara-perkara wajib dalam agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak mereka saat kecil sehingga mereka tidak bermanfaat bagi diri mereka sendiri maupun orang tua mereka saat dewasa." (Tuhfah al-Maulud 1/229)

Disarikan dari kitab "كيف تربي أبنائك" karangan Ahmad Nashir al-Thayyar


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama