TANGISAN DUA SAHABAT NABI

 

Kisah diawali ketika Khalifah Umar Ibn Khattab radiyallahu `anhu mengunjungi negeri syam, dan Abu Ubaidah Ibn al-Jarrah yang ditunjuk menjadi pemimpin di negeri syam saat itu tidak mau menjamu Umar Ibn Khattab di rumahnya. Umar Ibn Khattab berangkat dari Madinah ke Syam tentunya berhak mendapatkan sambutan dan penghormatan yang baik.

Hal pertama yang dikatakan oleh Umar Ibn Khattab adalah “di mana saudara saya Abu `Ubaidah?” karena kecintaan beliau begitu besar kepada Abu Ubaidah. Namun belum selesai Umar Ibn Khattab berbicara tiba-tiba datanglah Abu Ubaidah dan langsung memeluk Umar Ibn Khattab dalam kondisi keduanya yang telah berumur. Abu Ubaidah tidak berani menawarkan kepada Umar Ibn Khattab untuk berkunjung ke rumahnya sedangkan Umar Ibn Khattab sangat ingin mengunjungi rumah Abu Ubaidah untuk mengetahui keadaan para pemimpin yang dipilihnya dan mengevaluasinya dari dekat.

Abu Ubaidah menjadi tujuan pertama Umar Ibn Khattab dalam misinya tersebut. Beliau ingin melihat bagaimana Abu Ubaidah membelanjakan hartanya, apa yang dimakannya dan bagaimana pakaiannya setelah diangkat menjadi pemimpin di negeri Syam.

Umar Ibn Khattab berkata kepada Abu Ubaidah: “bawa kami ke rumahmu!”.  Abu `Ubaidah menjawab: “apa yang akan anda lakukan padaku? Apakah anda menangisi diriku?”. Umar Ibn Khattab menimpalinya dengan mengatakan: “kenapa aku harus menangisi dirimu waha Abu Ubaidah?”. Abu `Ubaidah pun mamatuhi permintaan Umar Ibn Khattab untuk menjamunya di rumahnya. Saat Umar Ibn Khattab masuk ke dalam rumah Abu Ubaidah beliau tidak mendapati sesuatu yang berharga sedikitpun maka kemudian Umar Ibn Khattab pun bertanya: “di mana hartamu? Aku tidak melihat apa-apa kecuali sebuah wol kempa dan selembar kain yang berwarna padahal engkau adalah seorang pemimpin, apakah kamu punya makanan?”. Abu `Ubaidah segera menuju sebuah guci dan mengambil beberapa potong roti. Umar pun memandang sahabatnya itu dengan pandangan yang diliputi rasa penghormatan dan sedih atas keadaan Abu Ubaidah, lantas Umar pun menangis. Maka Abu Ubaidah pun mengatakan dengan suara penuh cinta: “bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa engkau hanya akan menangisi diriku. Wahai Amirul mukminin! ambillah dari dunia ini sebatas apa yang bisa membuatmu istirahat  di siang hari”. Seolah Abu Ubaidah mengatakan: “aku enggan menjamu anda karena aku tidak memiliki apa-apa”. Kemudian Umar Ibn Khattab mengatakan: “dunia telah merubah kita kecuali dirimu”, kemudian beliaupun menangis begitu juga dengan Abu Ubaidah radiyallahu `anhuma.

Sumber : Tarikh Dimasyq 25/481 dan Kitab al-Zuhd 1/126

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama